Dari
yang tidak sempurna, keindahan pun bisa lahir. Begitulah yang bisa
terjadi bila kita menerapkan bata ekspos di rumah—bisa di interior
ataupun eksterior. Maklum, bila biasanya bata mesti dilapisi semen dan
dicat agar apik, tidak demikian dengan bata ekspos yang membiarkan bata
tetap “telanjang” sekaligus memikat.
Apa sih tepatnya bata ekspos itu? Mari kita simak bersama beberapa penjelasan tentang itu.
- Secara
sederhana, kita bisa mengatakan bahwa bata ekspos merupakan upaya untuk
menampilkan batu bata secara alamiah di interior ataupun eksterior
rumah—bisa pula di bangunan lain. Ya, Anda tepat: di situ, batu bata
tampil polos tanpa dibubuhi acian semen dan cat tembok. Alhasil, rumah tampil lebih alamiah, menyerupai rumah nan ada di pedesaan.
- Kadang,
bata ekspos berfungsi sebagai pemberi aksen di interior ataupun
eksterior sebuah rumah. Semisal, di ruang keluarga satu rumah, bata
ekspos digunakan untuk bagian dinding tertentu. Sementara, bagian lain
tetap menggunakan tembok yang dibubuhi acian semen dan cat.
- Permainan
warna pun bisa digunakan untuk bata ekspos. Dalam hal ini, warna asli
bata tersebut (merah) bisa dihadirkan. Pun, bata tersebut bisa dilapisi
cat berwarna putih tanpa dilapisi semen halus terlebih dulu—sebelumnya,
bata tersebut dilapisi catwater proofing.Pun, dua warna itu (merah dan putih) bisa dihadirkan bersamaan.
- Lantas,
teknik bata ekspos mesti menggunakan jenis batu bata nan tepat. Itu
agar bata ekspos bertahan lama; bila bata ekspos digunakan di eksterior
dan sering didera hujan-panas, pemilihan batu nan tepat kian diperlukan. Lebih baik bila yang digunakan bata press. Maklum, bata jenis ini bertekstur halus. Sudah begitu, bata press juga
lebih berkarakter keras, ukurannya pun sama antara satu dengan yang
lain. Semua itu tak mengherankan karena bata ini diproduksi menggunakan
mesin. Walau begitu, dari sudut estetika, bata press memang kurang nyeni, kurang mencuatkan kesan alamiah.
- Untuk memetik hasil nan ciamik, bata ekspos perlu sentuhan tukang nan teliti sekaligus berpengalaman.
Lihat saja, nat (sambungan) antar-bata harus rapi, tidak berlepotan
sana-sini. Belum lagi, kalau tekstur bata tidak rata, sang tukang sudah
tentu perlu ekstra-teliti. Alhasil, tidak semua tukang bisa mengerjakan bata ekspos ini.
- Oh,
ya, janganlah kita mengira bahwa bata ekspos hanya bisa “dimainkan” di
dinding baru. Sebab, dinding yang sudah diplester/diaci dan dicat, juga
bisa disambangi bata ekspos.
Untuk itu, nan berperan penting, tak lain dan tak bukan, adalah bata
tempel. Bata ini punya tinggi lebih kecil sehingga gampang ditempelkan
di tembok—tak ubahnya menempelkan batu alam atau keramik. Dalam hal ini, tidak ada nat sehingga bata terlihat tersusun lebih rapi.
- Kembali
berbicara tentang warna, bata ekspos bisa menampilkan banyak variasi
warna merah. Warna merah kecokelatan bisa hadir—selain merah alami.
Di
sini, nan berperan penting adalah jenis bata nan digunakan. Begini,
bata yang berwarna kecokelatan nan lalu dicat bisa menghasilkan warna
merah kecokelatan tersebut.
Sebelumnya,
setelah terpasang, dinding bata diberi lapisan antiair yang dicampur
adonan semen. Ini agar pori-pori bata lebih kuat dan rapat.
Lantas,
cat yang dibuat sendiri dibubuhkan. Cat itu terbuat dari batu bata
warna kecokelatan yang ditumbuk dan dicampur dengan lapisan antiair.
Warna merah kecokelatan lantas lahir.
Dhit
Sumber: Ideaonline.co.id; Eramuslim.com; Harian Seputar Indonesia; Lintasberita.com; Rdvarsitek.com
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Informasi lainya silahkan klik link di bawah ini :
BIAYA PEMBUATAN MAKET
Komentar
Posting Komentar